JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Lotte Chemical Corporation (LCC) untuk pembangunan kompleks petrokimia senilai 4 miliar dolar AS atau Rp57 triliun di Cilegon, Banten. Penandatanganan MoU diwakili oleh Vice Chairman & CEO Lotte Group Chemical Business Sector Kim Gyo Hyun secara virtual dari Seoul, Korea Selatan dan Menteri Inevestasi. Bahlil juga menyaksikan langsung penandatanganan perjanjian kontrak Engineering, Procurement, and Construction (EPC) PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) dengan kontraktor utamanya, Lotte Engineering dan Hyundai Engineering Construction.
Penandatangan MoU ini merupakan bentuk komitmen Kementerian Investasi/BKPM dalam mendukung PT LCI agar dapat merealisasikan rencana investasinya, khususnya dalam pembangunan kompleks petrokimia berupa naphtha cracker di Cilegon, Banten. Bahlil mengatakan, rencana investasi PT LCI sebesar 4 miliar dolar AS ini merupakan bagian dari total investasi mangkrak sebesar Rp708 triliun.
“Ini sudah mangkrak 4-5 tahun. Tetapi berkat kerja keras tim Lotte Chemical, Dubes Korea di Indonesia, dan kementerian/lembaga terkait, Krakatau Steel, BUMN, ini bisa selesai. Melalui investasi ini, pasti neraca perdagangan akan semakin membaik, dan ini juga akan mendatangkan devisa, serta menyediakan lapangan kerja yang maksimal,” kata Bahlil dalam keterangannya, dikutip Sabtu (8/1/2022).
Bahlil menjelaskan, Indonesia ke depan akan mendorong investasi yang berkualitas, salah satunya adalah melakukan transformasi ekonomi melalui hilirisasi. Industrialisasi adalah bagian terpenting dalam melahirkan produk-produk substitusi impor.
Sementara Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Tae-sung menyampaikan, investasi yang dilakukan Lotte Chemical ini akan menjadi pendorong bagi mitra kerja sama lainnya untuk melakukan investasi berkelanjutan. Rangkaian investasi tersebut dapat menjadi batu loncatan bagi Indonesia untuk menjadi pusat industri petrokimia di kawasan ASEAN. “Saya harap Bapak Menteri Investasi berkenan mengawal terus proyek ini agar pembangunan dapat berjalan sesuai jadwal. Untuk itu, kita perlu membenahi bersama kebijakan yang dapat mendukung dan meningkatkan daya saing global. Saya juga meminta dukungan penuh dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Perindustrian yang hadir,” tutur Park.
Adapun kompleks petrokimia tersebut dikenal dengan Lotte Chemical Indonesia New Ethylene Project atau LINE Project. Proyek LINE direncanakan mulai tahap konstruksi tahun ini dan mulai beroperasi pada 2025 mendatang. Target produksi proyek ini untuk menghasilkan 1 juta ton ethylene, 520.000 ton propylene, 250.000 ton polypropylene per tahun. (**)