NASIONAL – Sejak negara-negara Eropa mulai meninggalkan komoditas energi dari Rusia, negara itu kabarnya berubah haluan menyasar pasar Asia Tenggara untuk memasarkan komoditas energinya.
Keputusan ini dinilai akan menguntungkan bagi beberapa negara di kawasan Asia Tenggara. Sebab dalam transaksi tersebut Rusia mengobral minyaknya dengan harga yang murah.
Indonesia, merupakan salah satu negara yang diuntungkan atas keputusan Rusia mengubah target pasarnya ini.
Seperti diketahui bahwa PT Pertamina dikabarkan menjadi salah satu perusahaan di Asia Tenggara yang tengah melakukan penjajakan untuk membeli minyak mentah dari Rusia.
Pertamina melihat adanya peluang untuk mendapatkan minyak dari Rusia dengan harga yang lebih murah, di tengah konflik dan sanksi yang membebani negeri Beruang Merah tersebut.
Hal ini diucapkan oleh CEO Pertamina Nicke Widyawati kepada parlemen pada Senin, 25 Maret 2022 lalu.
“Secara politik, tidak ada masalah selama perusahaan yang kita tangani tidak terkena sanksi. Kami juga telah membahas soal pengaturan pembayaran, yang mungkin dilakukan melalui India,” ucap Nicke Widyawati, CEO Pertamina seperti dikutip Hops.ID dari laman South China Morning Post, Jumat 1 April 2022.
Seperti diketahui bahwa secara politik, Indonesia mengambil sikap netral dalam memandang konflik Rusia-Ukraina, meski tetap mendukung kecaman PBB atas tindakan Rusia.
Bahkan Presiden Jokowi tetap mengundang Presiden Vladimir Putin dalam KTT G20, yang akan dilaksanakan November tahun ini, di Bali.
Menanggapi rencana Pertamina yang ingin membeli minyak dari Rusia, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva mengatakan bahwa Rusia menyambut baik rencana kerja sama ini.
Ia juga menambahkan bahwa Rusia dengan sigap akan memasok kebutuhan Indonesia, terutama dalam komoditas pangan seperti gandum dan komoditas energi yaitu minyak.
“Indonesia memiliki keinginan ini, kami siap berdiskusi dengan pihak terkait atau perusahaan dari negara kami. Jika kilang minyak Indonesia bisa mengakomodasi tipe minyak Rusia, hal itu bisa didiskusikan oleh para ahli kami,” ucap Vorobieva dikutip dari kanal YouTube CNN.
Hingga kini kerja sama mengenai transaksi ekspor impor ini masih dalam proses penjajakan. ***