Aneh Setelah Di Sidak Presiden Harga Minyak Goreng Malah Naik

Aneh Setelah Di Sidak Presiden Harga Minyak Goreng Malah Naik

Jakarta – Minyak goreng langka usai pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET). Kebijakan yang dikeluarkan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 6 Tahun 2022 itu mematok minyak goreng kemasan premium Rp 14.000/liter, kemasan sederhana Rp 13.500/liter, dan minyak goreng curah Rp 11.500/liter.

Akibat kelangkaan itu, akhirnya pemerintah mengembalikan harga minyak goreng kemasan ke harga pasar alias mencabut HET. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan harga minyak goreng kemasan akan disesuaikan dengan harga keekonomian. Dengan begitu, harga minyak goreng kemasan akan mengikuti harga di pasar.

“Harga (minyak goreng) kemasan lain ini tentu akan menyesuaikan terhadap nilai daripada keekonomian, sehingga tentu kita berharap bahwa dengan nilai keekonomian tersebut minyak sawit akan tersedia di pasar modern maupun di pasar tradisional,” kata Airlangga dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/3/2022) lalu.

Senada, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan pemerintah resmi mencabut kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan.

“Menyikapi perkembangan situasi minyak goreng. Sesuai arahan Presiden, Kementerian Perdagangan per 16 Maret 2022 menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 11 tahun 2022 yang mencabut ketentuan HET Permendag Nomor 06 tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng,” jelasnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (17/3/2022).

Pengumuman itu langsung berdampak. Harga minyak goreng kemasan langsung naik dan pasokan kembali lancar.  Sejumlah minimarket, minyak goreng kemasan mulai tersedia di rak, dengan harga ukuran 1 liter dibanderol  Rp 24 ribuan, sedangkan ukuran 2 liter dibanderol di atas Rp 48 ribuan.

Keputusan pemerintah mencabut Het minyak goreng tentu membuat masyarakat kecewa, harapan untuk mendapatkan minyak harga terjangkau tetap masih sulit dan sulit (**)